Ketemu Bung Karno, Hatta, Mohammad Natsir, dan Rudy Habibie di UISI?
Aku lagi excited banget karena hari kamis, 23 November kemarin bisa bincang-bincang dengan 4 tokoh kebanggaan bangsa ini. Semua orang di negeri ini pasti kenal mereka. Ini kisah nyata lo yaa. Bukan cerita fiksi apalagi mimpi. Pertemuan kami tu gak disengaja.
Jadi ceritanya kemarin habis kuliah aku tu gabut, gatau harus ngapain dan kemana. Mau pulang ke asrama F18 agak males karena yakin nanti bakalan gak produktif kalau udah ketemu kasur (haha). Akhirnya aku kepikiran untuk ke Perpustakaan kampus aja, soalnya perpustakaan kampus tu baru di relokasi semenjak awal semester ini. Dari yang sebelumnya di kampus A pindah ke kampus B. Kata anak-anak yang lain sih perpustakaannya keren, aku lihat foto-fotonya di Instagram sih iya juga kelihatannya keren. Gedung Kampus B ini dulunya bangunan pabrik Semen, sekarang di alih fungsikan menjadi gedung perkuliahan dengan desain yang artistik dan modern.
Yaudah aku langsung cus aja ke Perpustakaan untuk lihat-lihat dan sekedar cari inspirasi baru. Waktu aku masuk gak disangka-sangka aku ngeliat ada Bung Karno, Bung Hatta, dan Buya Mohammad Natsir lagi bersebelahan di salah satu rak perpustakaan. Sumpah aku langsung seneng banget dan ambil tu buku-buku yang memajang wajah mereka sekali semua.
Haha iya aku memang ketemu sama Bung Karno, Bung Hatta, Buya Mohammad Natsir, dan Pak BJ. Habibie cuma melalui buku otobiografinya aja. Tapi jangan kecewa dulu guys karena banyak pesan-pesan dari mereka yang harus aku sampaikan ke kalian dan gak sia-sia deh untuk dibaca. Sangat ngena untuk self-improvement.
Kemarin kebetulan juga kalau beberapa hari ini Aku selalu bawa buku Rudy Kisah Masa Muda Sang Visioner sebagai referensi untuk nulis Essay di Program Beasiswa Rumah Prestasi. Langsung aja bukunya aku jejerin di meja dan di foto deh, kayak gini ni :
Haha iya aku memang ketemu sama Bung Karno, Bung Hatta, Buya Mohammad Natsir, dan Pak BJ. Habibie cuma melalui buku otobiografinya aja. Tapi jangan kecewa dulu guys karena banyak pesan-pesan dari mereka yang harus aku sampaikan ke kalian dan gak sia-sia deh untuk dibaca. Sangat ngena untuk self-improvement.
Kemarin kebetulan juga kalau beberapa hari ini Aku selalu bawa buku Rudy Kisah Masa Muda Sang Visioner sebagai referensi untuk nulis Essay di Program Beasiswa Rumah Prestasi. Langsung aja bukunya aku jejerin di meja dan di foto deh, kayak gini ni :
Di tulisanku kali ini aku mau share sedikit kutipan inspiratif di buku-buku yang luarbiasa ini.
1. Kutipan Kisah dari Pak BJ. Habibie
Pernah suatu kali, karena kelelahan mencari rumput untuk kuda, Rudy duduk bertopang dagu di depan rumah. Fanny tetap saja seperti biasa, selesai mencari rumput dia langsung bermain bersama anak-anak tetangga. Papi yang melihat Rudy kelelahan tersenyum dan membelai kepalanya. Tugas mencari rumput makin lama memang makin berat karena rumput di sekitar rumah sudah habis, jadi mereka harus mencarinya jauh. Papi meraih tangan Rudy dan mengajaknya jalan-jalan.
"Mau kemana, Pi?" kata Rudy bingung.
"Ikut saja," kata Papi tenang.
Papi melepaskan kuda yang sudah kenyang diberi makan, kemudian Rudy dinaikkan oleh tangan besar Papi. Mereka menyusuri hutan dan akhirnya tiba di sebuah mata air yang jernih. Gemerciknya sampai ke telinga Rudy. Papi menurunkan Rudy dari kuda dan mengajaknya mendekati mata air. Kaki Rudy yang kecil dimasukkan ke air. Sejuk terasa. Setelah tadi kakinya berpanas-panasan mencari rumput, kini langsung terasa dingin dan menyenangkan.
"Rudy senang?" tanya Papi yang sudah berjongkok di sekelilingnya.
Rudy mengangguk sambil terus memainkan kakinya di air.
"Rud, coba kamu lihat sekeliling kamu."
Rudy berhenti bermain air dan memandang ke sekililing. Dia melihat tanaman-tanaman yang tumbuh subur, semuanya tampak segar dan hijau. Beberapa petani mengambil air dari mata air itu untuk menyiram tanaman mereka.
"Menurut kamu, kenapa semua tanaman di sini bisa tumbuh subur?"
"Karena dekat dengan air," jawab Rudy polos. Dia teringat kalau sore hari Mami juga suka repot menyiram tanaman-tanaman di teras rumah.
"Benar, karena itu kamu harus jadi mata air."
Kalau tadi Rudy bangga dengan jawabannya, kini dia mulai terlihat bingung.
"Kalau kamu baik, semua yang di sekelilingmu juga akan baik. Kalau kamu kotor, semua yang disekitarmu akan mati."
Pelan-pelan Rudy memahami maksud perkataan Papi.
"Coba lihat, tanaman disini tidak cuma sejenis, kan?"
Rudy kembali mengangguk. "Itu artinya mata air memberi kebaikan tanpa pilih-pilih."
Beneran amazing banget pesan moral dari kutipan ini. Namanya adalah filosofi mata air. Kita hidup harus jadi Urip sing Nguripi, harus bermanfaat bagi orang di sekeliling.
2. Kutipan Kisah dari Buya Mohammad Natsir
Lanjut lagi dengan buku kedua, yakni buku New Edition Gagasan dan Gerak Dakwah Mohammad Natsir "Hidupkan Dakwah Bangun Negeri". Buku terbitan Gre Publishing yang ditulis oleh H. Mas'oed Abidin di cetakan ke-VI tahun 2016 ini sudah memukau siapa saja yang membacanya bahkan dari halaman awal. Ketika aku buka buku ini, baru sampai pada halaman Kata Pengantar aku udah dibuatnya berpikir dalam-dalam. Ada sebuah pesan menarik yang dituliskan oleh mantan Mentri Dalam Negeri RI 2004 - 2009 pak Dr. Gamawan Fauzi, S.H, M.H., tentang buya Natsir. Beliau menuliskan,
"Tiap-tiap kita adalah da'i pengemban tugas dakwah." Begitu salah satu potongan dari Nasihat Pak Natsir ketika orang masih terlibat politik di tahun 90-an. Pada kesempatan lain, beliau memperingatkan, utamanya kepada para da'i, "Kalau memang saudara-saudara merasa tidak perlu ikut berpolitik, biar tidak usah berpolitik. Tetapi saudara-saudara jangan buta politik. Kalau saudara-saudara buta politik, saudara-saudara akan dimakan oleh politik." Betapa dalam dan kuatnya pesan dari kalimat ini, memberikan pelajaran yang berarti bagi generasi muda sebagai generasi penerus.
Udah tercerahkan guys? Kayaknya ngena banget ya sama kondisi Indonesia saat ini. Tapi tenang, masih ada lagi. Kali ini dari buku yang sama namun di halaman yang berbeda, halaman 90 - 91.
Pilihan bertahan dan uzlah telah menguatkan umat. Menumbuhkan disiplin dari dalam. Tidak karena paksaan dari luar, seperti disiplin itik pulang petang, berbaris patuh teratur di bawah komando sebuah ranting. Sesungguhnya, kondisi umat dengan kepatuhan seperti itu, kualitasnya hanya terikat dalam disiplin seujung bilah (ranting). Bukan umat begitu yang diharapkan tumbuh.
Dalam situasi sulit demikian dirasakan sungguh perlunya ada pemimpin khadimul ummah. Sungguhpun kepemimpinan itu barangkali hanya sebentuk informal leader, namun mampu menjadi effective leader. Pemimpin istiqamah menjadi tempat tumpuan saat kebingungan dengan perkembangan keadaan; tempat melepas perasaan yang sesak tertekan, dan tempat meminta nasihat dan saran.
3. Kutipan Kisah Bung Karno dan Bung Hatta
Untuk sepenggal kisah dari Bung Karno dan Bung Hatta sayang banget gabisa aku catet dan bagikan disini. Soalnya untuk buku Bung Hatta sendiri ada 3 jilid, dan waktu aku baru buka bukunya tiba-tiba petugas Perpustakaan bilang kalau perpustakaannya mau tutup. Aaaah gak terasa ternyata langit udah gelap dan menunjukkan pukul 5 sore. Padahal rasanya baru aja aku duduk di perpustakaan ini. Aku terpaksa harus menghentikan perbincanganku dengan keempat tokoh inspirasi bangsa.
Kenapa gak pinjam aja bukunya untuk bawa pulang han?
Nih ya, bukannya sombong, (cuma riya dikit aja haha), kamarku di asrama itu aja udah kayak perpustakaan. Belum lagi belakangan ini aku baru dapet pinjaman 3 buku karya Prof. Rhenald Kasali yang belum selesai kubaca. Jadi rencananya nanti aku bakalan balik lagi ke Perpustakaan kampus dan melanjutkan perbincanganku dengan Pak Karno melalui buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" dan 3 seri buku Bung Hatta. Aku gakmau nanti masuk kamar jadi bingung mau baca yang mana duluan (haha). Nantikan kutipan dari mereka di tulisanku selanjutnya. Jangan lupa untuk tuliskan perasaanmu setelah baca tulisan ini di kolom komentar. Aku tunggu yaaa.
Oiya, saranku untuk kamu yang juga mahasiswa/i UISI sekali-kali main deh ke Perpustakaan kita yang baru. Buku-bukunya lengkap, semua genre ada. Tata ruangnya juga keren, kayak di luar negeri. Aku aja ketagihan (haha). Kemungkinan kalau kamu mau cari aku maka kamu akan temukan aku sering di Perpustakaan ini. Segini dulu ya tulisan kali ini. Kalau kebanyakan takutnya kamu muntah lagi.
Farhan Dalimunthe undur Diri,
Baybay...
--------------------------------------------------
Gresik, 25 November 2017
--------------------------------------------------
Gresik, 25 November 2017
0 komentar:
Posting Komentar