Filosofi Organisasi Seperti Kereta Api
Sebagus apapun bentuk dan seberapa cepatpun lajunya, namanya tetaplah "SEPUR/SPOOR" Image Source : cnnindonesia .com |
Banyak ya definisi dari sebuah kata "Organisasi" ini? Sering kita di sodorkan dengan pertanyaan "apa itu organisasi?" dan sering juga kita menjawab dengan jawaban yang berbeda-beda. Banyaknya definisi mungkin berhubungan dengan keragaman cara pandang dan mudanya disiplin ilmu ini. Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok satu sama lain, dan ada pula yang berbeda.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisir, terpimpin, dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Pada artikel kali ini aku ingin mengulas satu teori dan filosofi berorganisasi dari sudut pandang Organisasi seperti Kereta Api. Filosofi ini aku dapatkan dalam materi pra-pendidikan dasar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Kota Gresik pada November 2016 lalu.
Filosofi Organisasi Seperti Kereta Api
Kebanyakan orang mulai berorganisasi jika keinginan-keinginan (misi)nya dipenuhi oleh organisasi tersebut. Berbagai latar belakang mendorong orang masuk dalam organisasi. Ada yang berlatar belakang heroisme, patriotisme, karir, ikut-ikutan, ingin tahu, dendam atau apapun juga sebagai motivasi awal. Namun sesuai dengan perkembangannya, organisasi akan mengarahkan setiap anggotanya sesuai dengan kemampuan masing-masing agar berguna buat kepentingan dan tujuan organisasi.
Sebagai sebuah organisasi perjuangan, sebuah organisasi revolusioner sangat ditentukan oleh kekuatan massa rakyat, anggota dan kepemimpinannya. Tapi diatas semua itu: politik dan ideologilah yang akan lebih banyak menentukan watak perjuangan setiap anggota dan organisasi itu sendiri. Sebanyak apapun anggotanya, sekuat apapun fasilitas yang dimiliki oleh organisasi, ia akan tumpul dan tidak menjadi senjata perjuangan yang ampuh jika tidak dipimpin oleh ideologi dan politik.
Organisasi adalah alat untuk mencapai ideologi dengan politik atau cara tertentu. Untuk mencapai tujuan (ideologi) dan melalui cara (politik) tertentu tidak mungkin dilakukan secara sendiri-sendiri tanpa kepemimpinan, anggota atau tanpa dukungan massa rakyat yang luas. Maka, sebuah organisasi diperlukan sebagai alat yang menyatukan kekuatan setiap anggotanya, massa rakyat dan kepemimpinan dalam satu komando bersama.
Secara mudah untuk mengerti kesatuan antara pimpinan, anggota dan massa rakyat dalam sebuah organisasi adalah dengan mengambil perumpamaan. Seperti sebuah kereta api, organisasi menelurkan lokomotif yang akan menarik dan memimpin perjalanan gerbong-gerbong (cabang-ranting-anggota) yang berisikan penumpang (massa rakyat). Kereta api tersebut memerlukan cara atau jalan untuk mencapai tujuan akhirnya. Ia harus mampir di beberapa stasiun, mengisi bahan bakar, memperbaiki mesin, menambah atau mengurangi gerbong, menambah atau mengurangi penumpang, sesuai dengan kekuatannya.
Didalam menjalankan organisasi juga harus menggunakan filosofi kereta api. Kalau tadi dikatakan organisasi merupakan sebuah lokomotif yang akan menarik dan memimpin perjalanan gerbong-gerbong maka kita ibaratkan juga para aktor yang berperan didalam organisasi sebagai petugas di sebuah kereta api.
Didalam kereta api ada masinis, pengambil karcis, pelayan/penjaja makanan, pengisi bahan bakar, dll. Ada satuan/sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama yaitu sampai di stasiun selanjutnya. Satu saja unsur yang lemah dari pekerja di kereta api maka akan menghambat jalannya kereta api. Di dalam gerbong kereta tentu ada yang namanya penumpang (massa). Tujuan kereta api adalah satu, menjalankan kereta ke stasiun terakhir guna mengantarkan penumpang walaupun dalam perjalanannya nanti para penumpang turun di stasiun yang berbeda-beda. Walaupun berbeda stasiun (misi) yang dituju tapi kita tetap berada di gerbong (visi/ideologi) dan rel (politik) yang sama.
Mungkin itu dulu aja ya ulasan terkait filosofi Organisasi Seperti Kereta Api yang bisa aku sampaikan ke kelen. Pesan dari aku, jadikanlah keinginan dan dorongan untuk membentuk masyarakat yang semulia-mulianya itulah yang menjadi batu bara bagi kereta api perjuangan kita. Tulisan ini belum sempurna, maka marilah kita sempurnakan dengan cara diskusi di kolom komentar dibawah ini. Sampai ketemu lagi di kolom komentar ataupun di tulisan selanjutnya.
Farhan Dalimunthe undur diri,
Panjang Umur Perjuangan!
0 komentar:
Posting Komentar