|
Novel Anak Rantau Karya Ahmad Fuadi |
Ini adalah momen yang sangat berharga bagi seorang maniak buku sepertiku. Kali ini aku mau share kalau aku baru aja beli buku
Anak Rantau karya kang A.Fuadi yang lagi Best Seller di sepanjang tahun 2017 ini. Padahal novel ini baru terbit di bulan Agustus 2017 tapi kabarnya sampai bulan Oktober 2017 novel ini udah terjual lebih dari 20.000 eksemplar. Memang luar biasa buah karya dari kang A.Fuadi. Masih segar di ingatan kita tentang Trilogi Novel Negeri 5 Menara yang melegenda, bukan hanya laris di Indonesia tapi sudah terkenal hingga di mancanegara, sampai-sampai sudah diterbitkan versi berbahasa Inggrisnya. Seakan tak lenyap di makan zaman, Trilogi Negeri 5 Menara kembali diterbitkan dengan desain cover yang baru. Apalagi Novel terbarunya ini, "Anak Rantau", beruntung banget bisa dapet yang edisi spesial.
Kok bisa dapat tanda tangan kang A.Fuadi?
Jadi sebenarnya ini gak sengaja hehe. Novel ini aku beli, bukan dapat gratis karena endorse dari kang A. Fuadi haha. Tapi aku belinya disaat edisi spesial. Kemarin gak sengaja kepoin storygram nya kang A. Fuadi, eh dianya lagi nge-story kayak gini ni:
Nah, langsung aja aku WA Contact Person nya. Walaupun waktu itu uang bulananku udah pas-pasan, kondisi lagi di akhir bulan juga, tapi aku bela-belain karna dari awal terbit aku udah ngidam pengen beli (udah kayak "bumil" aja :D ). Dengan "bondo nekat" yang berkonsekuensi minggu depan harus ngepres uang makan akhirnya aku langsung transfer uangnya sebagai tanda jadi membeli novel ini. Novel ini aku dapatkan dengan harga 80 ribu rupiah, harga diskon ni dari yang harga pasarnya 90 ribu (Gramedia Book Store). Dan akhirnya 2 hari setelah dipesan novel Anak Rantau sampai di asrama.
|
souvenir gelang Anak Rantau |
Selain dapat diskon dan tanda tangan ternyata ada souvenir nya juga yang diberikan kang A.Fuadi untukku. Ada gelang berwarna merah dengan tulisan "Anak Rantau" sebagai hadiah tambahan. Sebagai Anak Rantau beneran rasanya komplit banget bisa punya novel + gelang "Anak Rantau". Sungguh berkesan, terima kasih kang A. Fuadi. Di atas tanda tangannya Kang Ahmad Fuadi juga menuliskan 2 pesan singkat, "Maafkan, Lupakan". Sama seperti trilogi melegendanya yang diisi dengan pesan yang tak terlupakan, kali ini kang A. Fuadi kayaknya ingin memberikan pesan baru melalui novel terbarunya ini.
Oiya, penasaran ya sama isi novelnya? Aku belum baca habis novelnya sih waktu buat tulisan ini. Aku baru baca 2 bab pertamanya aja. Jujur, novel ini bakalan buat lo penasaran tingkat dewa, karena apa? Sinopsis di cover belakang novel ini gak kayak sinopsis pada umumnya yang ketika kita baca kita udah bisa menyimpulkan apa isi bukunya, yang ini enggak gaes. Sinopsisnya tu gini:
"Hepi, perantau bujang yang menyalakan dendam di tepi danau.
Martiaz, ayah yang pecah kongsi dengan anaknya di simpang jalan.
Datuk, kakek yang ingin menebus dosa masa lalu di tengah surau.
Pandeka Luko, pahlawan gila yang mengobati luka lama di rumah usang.
Apakah 'alam terkembang jadi guru' menjadi amanat hidup mereka?
Mungkinkah maaf dan lupa menjadi penawar bagi segenap luka?
Ikuti petualangan Hepi bersama Attar penembak jitu dan Zen penyayang binatang, bertemu semua tokoh ini, bertualang mendatangi sarang jin, menghadapi lelaki bermata harimau, memburu biduk hantu, dan menyusup ke markas pembunuh. Semuanya demi melunasi sebuah dendam, sebuah rindu."
Kira-kira sama kayak sinopsis pada umumnya gak? Enggak. Di 2 bab pertama juga buat penasaran banget. Jadi ceritanya ini menggunakan alur Flashback dan campuran dimana konflik dimunculkan diawal. Di bab pertama yang berjudul "Layang-Layang Putus" disitu Hepi (Pemeran utama) bukan sedang bermain layang-layang ya, tapi Hepi sedang dalam percobaan pembunuhan oleh seorang pembunuh dengan menggantung hepi dan teman-temannya menggunakan seuntai tali didalam surau. Sebenarnya aku gak bisa berhenti baca kelanjutannya, tapi harus dihentikan supaya bisa publish tulisan ini haha.
Itu aja mungkin kisahku kali ini, tunggu kisah selanjutnya dari blog ini dan teruslah membaca!
Farhan Dalimunthe undur diri,
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.